Dasar-Dasar Akuntansi (Akuntansi Perusahaan Dagang)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaaan yang digunakan sebagai ilustrasi dalam membahas silkus akuntansi pada bab-bab yang lalu yaitu perusahaan yang menjual jasa, yaitu perusahaan yang menjual jasa kepada para langganannya, seperti salon kecantikan, reparasi radio, kantor notaris, kantor akuntan dan perusahaaan-perusahaan lain semacam itu. Pemilihan perusahaan jasa sebagai ilustrasi pada bab-bab awal disebabkan karena transaksi dan penentuan rugi laba pada perusahaan jasa. Bab ini berhubungan dengan barang dagang yang dibeli perusahaan untuk dijual kembali dalam mengalihkan perhatian pada perusahaan dagang, yaitu membeli barang (produk jadi) dan menjualnya kembali kepada konsumen.
Dalam hal ini mempelajari elemen harga pokok penjualan prosedur-prosedur akhir periode yang digunakan dalam erusahaan dagang, baik berupa perorangan maupun perseroan.
B. Tujuan
Untuk memenuhi tugas Dasar- dasar Akuntansi APIKES MITRA HUSADA 2011.
C. Manfaat
Mengetahui Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang.
BAB II
ISI
A. PENGERTIAN PERUSAHAAN DAGANG
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan usahanya membeli barang dengan tujuan untuk dijual kembali.
B. SIKLUS AKUNTANSI DALAM PERUSAHAAN DAGANG
1. Akuntansi Untuk Penjualan Barang Dagang
Agar suatu perusahaan dapat berorganisasi dengan menguntungkan, maka harga jual barang harus tinggi dari harga belinya. Harga jual yang menguntungkan harus meliputi tiga hal:
a. Harga Pokok barang yang dijual
b. Biaya operasi perusahaan, seperti biaya sewa, gaji pegawai, biaya asuransi, dan sebagainya,
c. Laba bersih yang diinginkan perusahaan.
Seperti halnya penjualan jasa, penjualan barang dagangan juga dicatat dengan mendebet rekening kas atau piutang Dagang dan mengkredit rekening pendapatan. Nama rekening pendapatan yang biasanya digunakan untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan adalah penjualan dan dicantumkan dalam laporan rugi-laba pada baris paling atas.
Penjualan barang dagangan dapat dilakukan secara tunai atau dapat pula secara kredit. Penjualan tunai maupun penjualan kredit yang terjadi dalam suatu pereode merupakan pendapatan untuk perode yang bersangkutan. Jurnal untuk mencatat suatu transaksi penjualan terdiri atas pendebetan atau rekening aktiva pengkreditan atas rekening pendapatan seperti :
1) Penjualan Tunai
Kas……………………………..Rp. 12.000.00
Penjualan…………………………………….. Rp. 12.000.00
(Untuk mencatat penjualan tunai barang dagangan)
2) Penjualan Kredit
Apabila penjualan dilakukan secara kredit, yaitu bilamana pembayannya baru ditrima beberapa waktyu kemudian, maka jurnalnya adalah:
Piutang dagang…………………..Rp. 12.000.00
Penjualan…………………………………….Rp. 12.000.00
( Untuk mencatat penjualan kredit barang dagangan)
Akuntansi Untuk Penjualan Barang Dagang Terdiri dari:
a. Retur dan Potongan Penjualan
Salah satu bentuk jaminan yang lazim diberikan kepada perusahaan dagang adalah pemberian kesempatan untuk mengembalikan barang jika barang tidak memuaskan. Retur Penjualan pada hakekatnya merupakan pembatalan atas penjualan yang telah dilakukan perusahaan (baik sebagian ataupun seluruhnya). Oleh karena itu pembatalan ini sebenarnya dapat dicatat dengan jurnal sebagai berikut: (dimisalkan barang seharaga Rp. 2.500.00 dikembalikan konsumen)
Penjualan…………………Rp.2.500.00
Piutang dagang…………………………Rp.2.500.00
(Untuk mencatat pengembalian barang dari seorang pembeli)
Retur dan potongan penjualan merupakan rekening lawan atau pengurang atas rekening penjualan. Penggunaan rekening retur dan potongan penjualan menunjukan jumlah penjulan yang telah terjadi dan pengembalian atau pembatalan atas penjualan. Oleh karena itu ayat jurnal untuk mencatat retur penjualan seharga Rp. 2.500.00 di atas sebaiknya dicatat dengan cara:
Retur dan potongan penjualan……………Rp. 2.500.00
Piutang Dagang……………………………………Rp.2.500.00
(untuk mencatat pengembalian barang dari seorang pembeli)
Rekening retur penjualan selalu didebit bila terjadi pengembalian barang oleh konsumen. Rekening yang harus dikredit untuk mencatat transaksi retur penjualan, tergantung apakah konsumen mendapat pengkreditan (Pengurangan) rekeningnya. Jika seandainya perusahaan memberikan pengembalian uang kepada konsumen, maka jurnal yang harus dibuat adalah:
Retur dan potongan penjualan……….Rp.2.500.00
Kas…………………………………………………. Rp.2.500.00
(Untuk mencatat pengembalian barang dari seorang pembeli)
b. Potongan Tunai Penjualan
Apabila penjualan dilakukan secara kredit, maka syarat pembayaran di waktu yang akan datang harus ditetapkan dengan jelas. Syarat penjualan biasanya dicantumkan dalam faktur penjualan dan merupakan bagian dari perjanjian penjualan. Syarat penjulan misalkan dinyatakan dengan simbul n/ 30 ( net adalah singkatan dari netto) yang artinya harga faktur netto atau keseluruhan harga faktur yang harus dibayar dalam waktu 30 hari sesudah tanggal faktur.
Pada saat transaksi penjualan terjadi , penjual belum mengetahui apakah pembeli akan memanfaatkan kesempatan mendapat potongan atau tidak Oleh karena itu biasanya perusahaan akan mencatat penjualan sebesar harga faktur bruto dan pencatatan potongan (jika ada) ditunda sampai pembeli melakukan pembayaran.. Misalkan pada tanggal 10 Oktober PT merbabu menjual barang dagangan kepada seorang pembeli seharga Rp.10.000.00 secara kredit dengan syarat 2/10, n/30, Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan ini adalah:
Piutang dagang……………Rp.10.000.00
Penjualan……………………………….Rp.10.000.00
(Untuk mencatat penjualan barang dagangan dengan syarat 2/10, n/30)
Syarat penjualan diatas mengandung arti bahwa pembeli akan mendapat potongan 2% apabila ia melakukan pembayaran tidak melewati tanggal 20 oktober, atau pembeli harus membayar penuh jika pembayaran dilakukan melewati tanggal 20 Oktober tetapi tidak melewati tanggal 9 November. Seandainya pembeli melakukan pembayaran pada tanggal 19 Oktober ( masih dalam m pereode potongan), maka jurnal untuk mencatat transaksi penerimaan piutang adalah:
Kas……………………………….Rp.9.800.00
Potongan tunai penjualan……….. 200.00
Piutang dagang………………………………….Rp.10.000.00
(untuk mencatat penerimaan piutang dikurangi potongan 2%)
Potongan penjualan ditawarkan kepada pembeli dengan maksud agar pembeli membayar secepatnya. Walaupun harus memberikan potongan, penjual akan mendapat beberapa manfaat sebagai berikut:
1) Kas akan segera diterima, sehinggga biasa segera digunakan kembali tanpa harus menunggu sampai akhir pereode kredit.
2) Jumlah rupiah yang tertanam dalam piutang akan menurun
3) Risiko kerugian Karen apiutang tidak dapat ditagih dapat dikurangi.
Rekening potongan penjualan mmenghimpun jumlah potongan tunai yang diambil oleh para pembeli dalam suatu periode. Seperti halnya rekening retur dan potongan penjualan, rekening potongan tunai penjualan juga merupakan rekening lawan (rekening pengurang) atas rekening pendapatan dan oleh karenanya mempunyai saldo debet. Baik rekening retur dan potongan penjualan, maupun rekening potongan tunai penjualan dalam laporan rugi laba keduanya harus dikurangkan terhadap penjualan kotor, sehingga dapat diketahui jumlah penjualan bersih untuk periode yang bersangkutan. Contoh penyajian tersebut dalam laporan rugi- laba adalah sebagai berikut:
PT Merbabu
Laporan Rugi- Laba (Sebagian)
Penjualan…………………………………………..Rp.14.020.000.00
Kurangi: Retur dan Potongan………….Rp.130.000.00
Potongan tunai penjualan……Rp.240.000.00
370.000.00
Penjualan bersih………………………………..Rp.13.650.000.00
c. Harga Pokok Penjualan
Sesuai dengan prinsip perbandingan (matching principle), laba bersih suatu perusahaan dagang dihitung dengan cara mengurangkan biaya untuk memperoleh pendapatan dari hasil penjualan pada pereode yang bersangkutan. Biaya- biaya tersebut meliputi hrga pokok (Cosf) barang yang terjual dan biaya- biaya operasi yang terjadi selama pereode yang bersangkutan. Harga pokok barang yang telah laku dijual biasa disebut harga pokok penjualan (HPP). Untuk dapat memahami cara menentukan harga pokok penjualan pada suatu pereode, kita harus memahami pengertian persediaan barang dagangan dan harga pembelian bersih.
1) Persediaan barang dagangan
Persediaan pada perusahaan dagang disebut persediaan barang dagangan atau kadang- kadang disingkat persediaan, yang terdiri atas barang- barang yang disediakan unutk dijual kepada para konsumen selama pereode normal kegiatan perusahaan Persediaan yang dimiliki perusahaan pada awal (hari pertama) suatu pereode akuntansi, disebut persediaan awal. Persediaan yang dimiliki perusahaan pada hari terakhir dari suatu pereode akuntansi, disebut persediaan akhir. Sudah barang tentu persediaan akhir suatu pereode akan menjadi persediaan awal untuk pereode akuntansi berikutnya, Persediaan akhir dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar. Dua metode akuntansi untuk persediaan dan harga pokok penjualan:
a) Metode persediaan Pereodik
b) Metode persediaan per petual
Hal- hal yang berpengaruh pada penentuan haraga pokok penjualan terdiri atas:
1) Harga pokok barang yang ada pada awal periode ( persediaan awal)
2) Harga pokok barang yang dibeli selama pereode (Harga pokok pembelian )
3) Harga pokok barang yang belum terjual dan ada dalam persediaan pada akhir pereode (pesediaan akhir)
Contoh perhitungan harga pokok penjualan adalah sebagai berikut:
Dimisalakan persediaan awal pereode Rp. 120.000.00, harga pokok pembelian selama pereode Rp.800.000.00, dan persediaan akhir pereode Rp. 140.000.00
Persediaan awal……………………………………….Rp. 120.000.00
Tambah: harga pokok pembelian selama periode……..Rp.800.000.00
Harga pokok barang yang tersedia unutk dijual……….Rp. 920.000.00
Kurang: persediaan akhir………………………………….140.000.00
Harga Pokok Penjualan……………………………….Rp. 780.000.00
d. Harga Pokok Pembelian
Harga pokok pembelian ditentukan oleh:
1) Harga pokok barang- barang yang dibeli ( angkanya dapat diperolehdari rekening pembelian)
2) Dikurangi penyesuaian karena adnya retur dan potongan pembelian (angka mengenai transaksi ini dicatat dalam rekening khusus yang terpisah dari rekening pembelian)
3) Dikurangi penyesuaian karena danya potongan tunai pembelian ( angka mengenai transaksi ini juga dicatat dalam rekening khusus yang terpisah dari rekening pembelian )
4) Ditambah penyesuaian karena adanya biaya pengangkutan untuk mengangkut barang sampai digudang perusahaan ( angka mengenai transaksi ini juga dicatat dalam rekening yang terpisah dari frekening pembelian )
e. Pembelian
Apabila perusahaan menggunakan metode persediaan pereodik, maka pembelian barang – barang untuk dijual kembali ( barang dagangan) dicatat dengan mendebet rekening pembelian. Rekening pembelian merupakan sebuah rekening sementara yang digunakan untuk mengumpulkan seluruh haraga pokok barang yang dibeli selama pereode, sehingga pada tiap akhir pereode rekening ini harus ditutup. Misalkan pada tanggal 3 januari, sebuah perusahaan yang menggunakan metode periodic, membeli barang dagangan seharga Rp. 50.000.00 secara kredit. Transaksi ini dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Jan 3 Pembelian…………………….Rp.50.000.00
Utang dagang……… Rp.50.000.00
(untuk mencatat pembelian barang dengan syarat 2/10,n/30)
f. Retur Potongan Pembelian
Untuk mencatat transaksi retur pembelian dan penerimaan potongan harga transaksi pembelian biasanya digunakan sebuah rekening khusus yang disebut retur potongan pembelian.
Contoh: Misalkan Rp. 5000.00 dari barang yang dibeli pada tanggal 3 januari diatas, dikembalikan kepada pemasok Karena rusak pada tanggal 9 Januari. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi retur pembelian tersebut adalah sebagai berikut:
Jan 9 utang dagang……………………Rp.5.000.00
Retur dan potongan pembelian….. Rp.5.000.00
(untuk mencatat pengembalian barang)
g. Potongan Tunai Pembelian
Potongan tunai pembelian adalah potongan yang diterima karena perusahaan membayar dalam waktu yang telah ditentukan dalam syarat pembelian. Pemasok biasanya memberikan potongan kepada para pembeli yang membayar dalam waktu yang telah ditetapkan , jika penjual memberikan potongan tunai, maka potongan tersebut oleh penjual dinamakan potongan tunai penjualan, sebaliknya jika pembeli mendapat potongan tunai, maka potongan tersebut oleh pembeli dinamakan potongan tunai pembelian.
h. Potongan Rabat
Potongan rabat adalah potongan khusus dari harga resmi yang tercantum dalam daftar harga yang diberikan kepada pembeli yang melakukan pembelian dalam jumlah yang besar . Potongan rabat merupakan potongan yang diterima tanpa pengurangan hargadari dari daftar haraga yang resmi. Rabat diberikan oleh penjual dengantujuan:
1) Untuk menghindarkan biaya pembuatan dn pengedaran catalog karena adanya perubahan harga
2) Untuk memebrikan pengurangan harga bagi konsumen yang melakukan pembelian dalam jumlah yang besar.
3) Untuk membrikan harga yang berbeda bagi golongan konsumen yang berbeda.
i. Biaya angkut Pembelian
Apabila terjadi transaksi pembelian, biasanya timbul biaya untuk mengangkut barang dari tempat penjual ke pembeli. Biaya pengankutan barang ini kadang- kadang menjadi beban penjual atau mungkin juga kepada pembeli tergantung pada kesepakatan.
j. Harga Pokok barang yang tersedia untuk dijual
Harga pokok pembelian dari seluruh barang yang dibeli selama pereode, ditambah dengan harga pokok persediaan yang ada pada awal pereode (persediaan awal), merupakan jumlah harga pokok dari seluruh barang dagangan yang tersedia untuk dijual selama pereode
k. Persediaan Akhir
Pada akhir pereode akuntansi, perusahaan yang menggunakan metode pereodik harus melakukan perhitunga atas jumlah fisik persediaan yang belum terjual. Jumlah fisik persediaan ini kemudian dikalikan dengan haraga pokok yang sesuai, sehingga dapat ditentukan harga pokok persediaan akhir pereode.
l. Harga Pokok penjualan
Harga pokok barang yang tersedia dijual = Persediaan awal Harga pokok pembelian
Harga pokok penjualan = Harga pokok barang yang tersedia dijual + Harga pokok persediaan akhir
Laba kotor penjualan = Penjualan bersih + Harga pokok penjualan
C. IKHTISAR REKENING-REKENING DALAM PERUSAHAAN DAGANG.
Rekening- rekening yang khusus terdapat pada perusahaan dagang terdiri atas:
1. Penjualan Rekening penjualan dikredit sebesar harga jual barang yang dijual. Penjualan termasuk dalam kelompok rekening pendapatan. Rekening ini dilaporkan pada bagian pendapatan dalam laporan rugi- laba
2. Retur dan potongan penjualan rekening retur dan potongan penjualan didebet sebesar harga jual barang yang diretur (dikembalikan) oleh pembeli atau sebesar potongan yang diberikan kepada pembeli. Retur penjualan merupakan rekening lawan atau rekening pengurang atas rekening pendapatan. Rekening ini dilaporkan dalam laporan rugi- laba sebagai pengurang atas penjualan kotor.
3. Potongan tunai penjualan Rekening potongan tunai penjualan didebet sebesar potongan tunai yang diberikan kepada pembeli karena pembeli melakukan pembayaran pada waktu yang ditetapkan. Potongan tunai penjualan merupakan rekening lawan (rekening pengurang) atas rekening pendapatan. Rekening ini dilaporkan dalam laporan rugi- laba sebagai pengurang atas penjualan kotor.
4. Pembelian rekening pembelian didebet sebesar harga pembelian dari seluruh barang yang dibeli. Rekening ini merupakan salah satu komponen untuk menentpada laporan rugi- laba.
5. Retur dan potongan pembelian rekening retur dan potongan pembelian kredit sebesar harga beli barang yang diretur (dikembalikan) kepada penjual, karena barang tersebut tidak memuaskan (rusak, cacat, atau alas an lain) atau sebesar potongan yangditerima dari penjual. Retur dan potongan pembelian merupakan rekening lawan (rekening pengurang ) atas rekening pembelian. Rekening ini merupakan salah satu komponen untuk menentukan harga pembelian bersih dalam bagian harga pokok penjualan pada laporan rugi- laba.
6. Potongan tunai pembelian rekening potongan gtunai pembelian dikredit sebesar pengurangan atas harga pembelian kotor. Karena pembayaran dilakukan pada pereode waktu yang potongan ditetapkan oleh penjual. Potongan tunai pembelian merupakan rekening lawan ( rekening pengurang) atas rekening pembelian. Rekening ini merupakan salah satu komponen untuk menentukan harga pembelian bersih dalam bagian harga pokok penjualan pada laporan rugi-laba.
7. Biaya angkut Pembelian rekening biaya angkot pemebelian didebet sebesar biaya pengangkutan barang yang menjadi beban pembeli untuk mengangkut barang dari tempat penjual sampai ke tempat pembeli.
8. Persediaan barang dagangan. Rekening persediaaan barang dagangan menunjukkan harga pokok barang yang ada dalam persediaan dan tersedia untuk dijual kepada para konsumen. Rekening ini dilaporkan dalam neraca pada bagian aktiva lancar.
D. PROSEDUR- PROSEDUR AKHIR PEREODE PADA PERUSAHAAN DAGANG
Prosedur- prosedur pada akhir pereode terdiri dari:
1. Pembuatan jurnal penyesuaian
Jurnal penyesuaian adalah proses untuk memasukkan data persediaan akhir ke dalam pembukuan. Dengan jurnal penyesuaian pembukuan akan dapat memberikan informasi mengenai persediaan akhir dan sekaligus juga harga pokok penjualan selama pereode yang bersangkutan, sehingga harga pokok penjualan dapat dihitung dengan menggguanakan:
HPP = Persediaan awal + pembelian – Persediaan akhir
2. Penyusunan neraca lajur
3. Penyusunan laporan keuangan
4. Pembuatan jurnal penutup pada akhir periode
sumber:http://yuniathik.wordpress.com/2012/01/04/dasar-dasar-akuntansi-akuntansi-perusahaan-dagang/
0 komentar:
Posting Komentar