Di Kelas XI Semester II kamu telah
mempelajari mengenai siklus akuntansi perusahaan jasa, yaitu suatu perusahaan
yang memberikan pelayanan jasa untuk mendapatkan penghasilan. Adapun jasa itu
sendiri merupakan barang yang tidak berwujud, sehingga penghasilannya berasal
dari penjualan jasa dan tidak memerlukan penghitungan harga pokok penjualan,
seperti yang dijumpai pada perusahaan dagang.
Pada pembahasan siklus akuntansi
perusahaan jasa tentu kamu juga mengenal ciri-ciri perusahaan jasa. Untuk
mengingat kembali, simak ciri-ciri perusahaan jasa berikut ini.
1. Kegiatannya memberi pelayanan
jasa.
2. Pendapatannya berasal dari hasil
penjualan jasa.
3. Tidak terdapat penghitungan harga
pokok penjualan.
4. Beban operasionalnya terdiri atas
beban usaha.
Nah, setelah kamu memahami berbagai
hal mengenai siklus akuntansi perusahaan jasa, maka pada pembelajaran kali ini
kita lanjutkan dengan membahas siklus akuntansi pada perusahaan dagang.
Sebagaimana kamu ketahui, dalam
dunia usaha dikenal berbagai perusahaan dagang, baik pedagang besar maupun
pedagang kecil/pedagang eceran. Tahukah kamu apa yang dimaksud perusahaan
dagang itu? Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bergerak di bidang
pembelian barang dagangan (produk jadi/finished goods) dan menjualnya kembali
tanpa mengubah bentuk dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan (laba). Sementara
itu, yang dimaksud barang dagangan (merchandise inventory) adalah barang yang
dibeli perusahaan untuk dijual kembali.
Dari penjelasan tersebut dapat
disimpulkan, bahwa kegiatan utama perusahaan dagang adalah membeli dan menjual
barang dagangan tanpa mengubah bentuk. Nah, dari definisi tentang perusahaan
dagang di atas, dapat kamu ketahui ciri-ciri perusahaan dagang yang berbeda
dengan
ciri-ciri perusahaan jasa. Adapun
ciri-ciri perusahaan dagang di antaranya sebagai berikut.
1. Kegiatannya melakukan pembelian
dan penjualan barang dagangan.
2. Pendapatannya berasal dari hasil
penjualan barang dagangan.
3. Terdapat penghitungan harga pokok
penjualan, untuk menentukan besarnya laba atau rugi.
4. Beban operasionalnya terdiri atas
beban penjualan dan beban administrasi umum.
Syarat Penyerahan Barang dan Syarat
Pembayaran Barang
Dalam kegiatan pembelian dan
penjualan barang dagangan, pihak yang terlibat dalam perdagangan mengajukan
syaratsyarat yang disepakati bersama (pembeli dan penjual), baik syarat penyerahan
barang (pengiriman barang) maupun syarat pembayaran barang (pelunasan jika
transaksi dilakukan secara kredit).
1. Syarat Penyerahan Barang
Ada dua syarat yang dilakukan
penjual untuk menyerahkan barang kepada pembeli, yaitu:
a. FOB Shipping Point (franco gudang
penjual)
artinya beban angkut barang sejak
dari gudang penjual sampai dengan gudang pembeli menjadi tanggung jawab
pembeli. Sehingga syarat ini akan menimbulkan beban angkut pembelian artinya
beban angkut yang timbul akibat pembelian barang dagangan dari penjual.
b. FOB Distinationt Point (franco
gudang pembeli)
artinya beban angkut barang sejak
dari gudang penjual sampai dengan gudang pembeli menjadi tanggung jawab
penjual. Sehingga syarat ini akan menimbulkan beban angkut penjualan artinya
beban angkut yang timbul akibat penjualan barang dagangan kepada pembeli.
2. Syarat Pembayaran Barang
Dalam perjanjian jual beli barang
dagangan terdapat beberapa syarat pembayaran, antara lain sebagai berikut.
a. Tunai atau kontan
artinya pembayaran dilakukan saat
terjadi transaksi, baik secara langsung (dengan uang tunai) maupun pembayaran
dengan cek atau giro bilyet.
b. n/30 (n adalah singkatan dari
netto)
artinya pembayaran dilakukan paling
lambat 30 hari setelah terjadinya transaksi.
c. n/EOM (End of Month)
artinya pembayaran dilakukan paling
lambat akhir bulan.
d. n/10 EOM
artinya pembayaran dilakukan paling
lambat 10 hari setelah akhir bulan.
e. 2/10, n/30
artinya bila pembayaran dilakukan
dalam waktu kurang atau sama dengan 10 hari setelah tanggal transaksi, terdapat
potongan 2%, jangka waktu kredit 30 hari.
Akun-Akun Khusus dalam Perusahaan
Dagang
Dalam perusahaan dagang terdapat
akun-akun khusus yang tidak dijumpai pada perusahaan jasa. Akun-akun khusus
yang biasanya terjadi pada perusahaan dagang antara lain sebagai berikut.
1. Akun pembelian barang adalah akun
yang digunakan untuk membeli barang dagangan baik secara tunai maupun secara
kredit, jika pembeliannya secara kredit akan menimbulkan utang dagang.
2. Akun penjualan barang adalah akun
yang digunakan untuk menjual barang dagangan, baik secara tunai maupun secara
kredit. Jika penjualannya dilakukan secara kredit, maka akan menimbulkan
piutang dagang.
3. Akun retur pembelian dan
pengurangan harga adalah akun yang timbul karena mengembalikan sebagian barang
yang telah dibeli kepada penjual karena rusak atau tidak sesuai dengan pesanan.
4. Akun retur penjualan dan
pengurangan harga adalah akun yang timbul karena menerima kembali sebagian
barang yang telah dijual dari pembeli karena rusak atau tidak sesuai dengan
pesanan.
5. Akun utang dagang adalah akun
yang terjadi karena membeli barang dagangan atau aktiva lain secara kredit dan
melunasi kewajiban atas pembelian secara kredit.
6. Akun piutang dagang adalah akun
yang digunakan untuk menjual barang dagangan secara kredit dan menerima
pelunasan piutang atas penjualan secara kredit.
7. Akun potongan pembelian adalah
akun yang digunakan untuk mencatat potongan yang diterima pembeli karena
melunasi utang dalam masa potongan.
8. Akun potongan penjualan adalah
akun yang digunakan untuk mencatat potongan yang diberikan oleh penjual karena
menerima pelunasan piutang dalam masa potongan.
9. Akun beban angkut pembelian
adalah akun yang timbul karena pebayaran beban angkut barang dagangan yang
ditanggung pembeli.
10. Akun beban angkut penjualan
adalah akun yang timbul karena pembayaran beban angkut untuk mengirim barang
yang ditanggung oleh penjual.
Metode Pencatatan Persediaan Barang
Dagangan
Pencatatan persediaan barang
dagangan dapat dilakukan dengan dua metode yakni metode fisik dan metode
perpetual.
1. Metode fisik atau periodik
(Physical Inventory Method)
Metode fisik artinya pencatatan yang
berkaitan dengan persediaan barang dagangan yang tidak dilakukan secara
kontinu, sehingga persediaan barang dagangan akhir dihitung secara fisik yang
ada di gudang.
2. Metode perpetual atau
terus-menerus (Perpetual Inventory Method)
Metode perpetual artinya pencatatan
yang berkaitan dengan persediaan barang dagangan yang dilakukan secara kontinu,
sehingga bila terjadi pembelian akan menambah persediaan barang dagangan dan
bila terjadi penjualan akan mengurangi persediaan barang dagangan.
sumber;http://zakwaan-priaji.blogspot.com/2013/07/pengertian-akun-akun-syarat-dan-metode.html
sumber;http://zakwaan-priaji.blogspot.com/2013/07/pengertian-akun-akun-syarat-dan-metode.html
0 komentar:
Posting Komentar